Kendala tracking area mungkin menjadi masalah yang akan sangat rumit dalam implementasi teknologi absensi di perusahaan.
Apabila tracking area eror suatu waktu, maka sebagian besar dari sistem absensi online akan terganggu. Hal ini tentu akan mempersulit HRD, dan merugikan perusahaan.
Maka dari itu, perlu untuk memperhatikan beberapa kendala yang mungkin terjadi pada fitur ini untuk antisipasi dalam proses implementasinya.
Ingin tahu apa saja kendala yang mungkin terjadi dalam sistem tracking area? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Table of Contents
Apa Itu Sistem Tracking Area?
Tracking area adalah cakupan wilayah yang dapat dilacak oleh teknologi GPS untuk memantau lokasi perangkat, kendaraan, atau bahkan individu melalui perangkat aplikasi.
Di era modern ini, teknologi GPS telah menjadi alat yang sangat penting dalam berbagai sektor, termasuk dalam hal operasional perusahaan.
Konsep ini sering digunakan dalam berbagai aplikasi seperti manajemen armada, logistik, hingga absensi online untuk karyawan lapangan.
Tracking juga bisa dikatakan sebagai fitur utama yang digunakan untuk melacak keberadaan karyawan saat aktivitas kerja berlangsung.
Dengan memahami tracking area, perusahaan dapat memastikan bahwa proyek atau karyawan mereka berkerja secara efektif karena data kehadirannya akurat dan real-time.
Kendala Tracking Area Dalam Absensi Online
Perlu untuk diingat, bahwa proses implementasi absensi online tentu tidak selalu berjalan mulus jika tidak diperhatikan dengan baik.
Terdapat beberapa pengecekan yang harus selalu menjadi pusat perhatian HRD ketika ingin menerapkan teknologi absensi di perusahaan.
Salah satunya adalah pengecekan kendala yang ada dalam fitur tracking area!
Berikut adalah beberapa kendala yang mungkin bisa terjadi pada fitur tracking area, dan solusi yang bisa diambil untuk penyelesaiannya!
1. Lokasi Tertukar Akibat Kesalahan GPS
Aplikasi absensi online sangat bergantung pada sinyal GPS, khususnya untuk melacak lokasi kehadiran karyawan.
Namun, ada kalanya perangkat menangkap sinyal yang salah. Terutama di area dengan gangguan sinyal, seperti gedung bertingkat tinggi atau kawasan dengan banyak penghalang fisik.
Akibatnya, lokasi karyawan bisa terdeteksi jauh dari tempat sebenarnya. Sehingga akhirnya, data yang dihasilkan tidak akurat dan berdampak pada penilaian karyawan.
Solusi yang bisa diterapkan:
Pilih aplikasi absensi yang menggabungkan teknologi GPS dengan jaringan Wi-Fi lokal untuk meningkatkan akurasi pelacakan.
Beberapa aplikasi juga memiliki fitur verifikasi manual untuk memastikan lokasi yang dilaporkan sesuai dengan kenyataan.
2. Karyawan Mengelabui Sistem dengan Mock Location
Tidak jarang ditemukan kasus karyawan menggunakan aplikasi mock location untuk memanipulasi lokasi mereka saat mencatat kehadiran dalam aplikasi absensi online.
Dengan cara ini, fitur tracking area yang memiliki standar analisa lemah akan mudah dikelabui. Karyawan bisa dengan mudah melakukan absensi meskipun berada jauh dari lokasi kerja.
Solusi yang bisa diterapkan:
Cobalah untuk menggunakan aplikasi absensi yang memiliki fitur tracking area dengan kelengkapan fake GPS analytics.
Teknologi ini dapat mengenali perangkat lunak yang memanipulasi lokasi, dan mencegah data palsu masuk ke sistem pencatatam kehadiran.
Selain itu, penting untuk memberikan edukasi kepada karyawan tentang dampak buruk manipulasi data terhadap kepercayaan dan kredibilitas mereka di tempat kerja.
3. Lokasi di Area Perbatasan yang Membingungkan
Beberapa kantor atau proyek lapangan, sering kali menjalani aktivitas di lokasi yang dekat dengan batas wilayah atau zona kerja tertentu.
Hal ini tentu akan menyebabkan fitur tracking area sulit menentukan apakah karyawan benar-benar berada di dalam atau di luar area kerja.
Solusi yang bisa diterapkan:
Optimalkan radius geofencing pada aplikasi absensi yang digunakan oleh karyawan. Pastikan pengaturan radius cukup sempit untuk meminimalkan area abu-abu dalam proses tracking area.
Sebelum mengimplemetasikan aplikasi absensi, coba untuk melakukan uji coba di lokasi tersebut agar bisa memastikan pelacakan berjalan sesuai harapan.
4. Kesalahan Pengaturan Zona Waktu
Masalah teknis seperti pengaturan zona waktu yang salah pada aplikasi juga dapat menyebabkan data absensi menjadi tidak valid.
Misalnya, absensi karyawan yang dilakukan tepat waktu dapat dianggap terlambat hanya karena waktu yang tercatat tidak sesuai dengan lokasi fisik mereka.
Solusi yang dapat diterapkan:
Karena permasalahan ini sering terjadi akibat kelalaian karyawan, maka cobalah memperingati secara langsung untuk mengubah zona waktu aplikasi absensi sesuai dengan lokasi kerja karyawan.
Beberapa aplikasi modern memang memiliki fitur sinkronisasi otomatis untuk mencegah kesalahan ini. Namun, tetap lakukan pengecekan rutin pada pengaturan sistem aplikasinya.
5. Gangguan dari Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem seperti badai atau hujan deras, sering kali akan mengganggu sinyal GPS dan koneksi internet pada perangkat karyawan.
Ketika ini terjadi, fitur tracking area mungkin akan gagal dalam melacak lokasi karyawan atau memproses data absensi secara real-time.
Solusi yang bisa diterapkan:
Pilihlah aplikasi absensi yang dilengkapi dengan mode offline. Fitur ini memungkinkan karyawan mencatat kehadiran mereka meskipun koneksi internet terganggu.
Dengan fitur ini, data yang masuk dalam aplikasi akan disinkronkan kembali saat koneksi pulih. Sehingga akhirnya, pencatatan kehadiran akan tetap sesuai dengan jadwal kerja karyawan.
6. Tekanan Psikologis pada Karyawan
Fitur tracking area sering kali menimbulkan kekhawatiran pada karyawan. Mereka mungkin akan merasa terlalu diawasi dalam menjalani aktivitas mereka.
Rasa tidak nyaman ini bisa memengaruhi tingkat kepercayaan dan moral karyawan. Sehingga akhirnya, kualitas kerja mereka bisa saja turun karena ketidak nyamanan tersebut.
Solusi yang dapat diterapkan:
Cobalah dengan membangun komunikasi dua arah, dan jelaskan tujuan penggunaan tracking area secara transparan kepada karyawan.
Pastikan mereka memahami bahwa fitur ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keadilan. Bukan untuk memata-matai mereka saja.
Selain itu, batasi pelacakan hanya pada jam kerja dan area yang relevan dengan pekerjaan. Perusahaan juga harus memiliki batasan dalam mengelola aplikasi operasional mereka.