Aturan Pinjaman Karyawan : Ini Syarat, Resiko, dan Tahapannya

Siapa disini yang mau coba ajukan pinjaman ke kantor tapi masih bingung sama aturan pinjaman karyawan?

Peminjaman dana pada perusahaan tempat bekerja merupakan suatu hal yang sudah sangat lazim terjadi saat ini.

Setiap perusahaan pasti menyediakan dana pinjaman untuk digunakan oleh karyawan mereka.

Dana pinjaman ini disediakan untuk membantu karyawan yang mungkin sedang dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.

Lalu apakah semua karyawan bisa melakukan pinjaman di perusahaan? Dan apa saja resiko serta tahapan yang harus dilakukan?

Jika kamu ingin melakukan pinjaman di perusahaan, pastikan kamu sudah paham akan aturan pinjaman karyawan terlebih dahulu.

Berikut programgaji.com akan memberikan penjelasan tentang aturan pinjaman kantor berdasarkan syarat, resiko, dan tahapannya.

Ayo simak dan pahami agar proses pinjamanmu bisa diproses lebih cepat!!

Baca Juga : HRIS Untuk Apa Saja? Ketahui Lebih Detail Cara Kerja Fitur HRIS

Syarat Aturan Pinjaman Karyawan

syarat aturan pinjaman

Proses pinjaman dana pada perusahaan pasti memiliki syarat aturan wajib yang harus ditepati sebelum akhirnya karyawan bisa memperoleh dana pinjaman tersebut.

Syarat aturan ini biasanya digunakan untuk menyaring pengajuan pinjaman dari semua karyawan, serta menentukan karyawan yang lebih cocok untuk diberi pinjaman.

Semua pengajuan dana pinjaman dari karyawan tentu tidak akan diterima secara begitu saja.

Terdapat proses seleksi yang dilakukan untuk mencocokan jumlah pinjaman dengan penyediaan dana perusahaan.

Hal ini karena setiap perusahaan memiliki batas dalam pemberian dana pinjaman agar ekonomi perusahaan tidak terganggu.

Lalu apa saja syarat umum yang sering dilihat perusahaan untuk aturan pinjaman karyawan?

Berikut beberapa syarat yang sering dinilai perusahaan dalam peroses seleksi pengajuan pinjaman karyawan.

1. Identitas Status Karyawan

Sebelum mengajukan pinjaman, sebaiknya coba untuk melihat status diri sendiri terlebih dahulu pada tempat kamu bekerja.

Pinjaman karyawan akan diberikan apabila status karyawan tersebut adalah karyawan tetap atau karyawan memiliki kontrak yang cukup lama dengan perusahaan.

Status karyawan tersebut menjadi patokan pertama syarat pengajuan pinjaman diterima.

Apabila kamu bukan karyawan tetap dan masa kontrakmu terhitung singkat, maka proses peminjaman besar kemungkinan tidak akan diterima.

Syarat aturan ini dibuat agar proses peminjaman berjalan dengan lancar hingga akhir pembayaran.

Karyawan yang memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan akan terus terhubung hingga waktu lama, sehingga proses pinjaman bisa diberikan dengan tenang.

Berbanding terbalik dengan karyawan yang memiliki masa kontrak jangka pendek. Perusahaan tidak akan memberikan pinjaman kepada karyawan ini karena masa hubungan mereka yang tidak panjang.

Perusahaan pasti memiliki aturan dan perhitungan dalam untung rugi untuk pengeluaran dana pada karyawan. Oleh karena itu, proses pinjaman karyawan akan sangat diseleksi agar keuangan perusahaan tidak menurun.

Maka dari itu, identitas status karyawan harus sesuai dengan kualifikasi perusahaan agar proses pengajuan pinjaman karyawan diterima.

2. Aturan Berkas Pinjaman

Setelah menentukan bahwa statusmu di perusahaan sudah sesuai dengan aturan pinjaman karyawan.

Maka langkah selanjutnya yang masuk dalam syarat pinjaman karyawan adalah persiapan berkas-berkas penting.

Dalam proses pinjaman, perusahaan tentu akan meminta berkas persyaratan pengajuan sebagai bentuk bukti bahwa karyawan telah melakukan peminjaman pada perusahaan.

Pada aturan umumnya, perusahaan akan meminta berkas seperti formulir pengajuan pinjaman, slip gaji, KTP,NPWP, surat keterangan kerja, hingga skor kredit pinjaman apabila sudah pernah meminjam sebelumnya.

Namun syarat pengajuan berkas pinjaman bisa saja berbeda dengan penyesuaian aturan yang ada perusahaan.

Pastikan semua berkas yang diminta sudah dalam periode aktif. Perhatikan masa aktif setiap berkas yang ada agar proses pengajuan dapat langsung diterima.

Jangan pernah mencoba untuk memberikan berkas palsu saat ingin mengajukan pinjaman. Hal tersebut dapat masuk ke dalam konteks penipuan dan perusahaan bisa menggugat pelaku ke ranah hukum.

Jangan lupa untuk melihat jangka aktif berkas-berkas yang ada. Setiap berkas diwajibkan memiliki masa aktif hingga jangka pembayaran tiba.

Jadi apabila masa aktif berkasmu sudah hampir habis, kemungkinan perusahaan tidak akan menerimanya karena alasan keamanan pinjaman tidak terjamin.

3. Maksimal Dana Pinjaman

Aturan syarat batasan maksimal dana pinjaman karyawan biasanya sering menyesuaikan kondisi perusahaan dan karyawan itu sendiri.

Perusahaan biasanya akan melihat jenis pinjaman dan besar pinjaman yang diminta untuk menyesuaikan dengan siklus keuangan di perusahaan.

Syarat besaran pinjaman yang mungkin bisa ditawarkan oleh karyawan berkisar antaran 20% – 50% dari gaji yang mereka dapatkan.

Aturan besar persenan tersebut yang menjadi penyesuaian kemampuan dari perusahaan dan karyawan itu sendiri.

Perusahaan yang sedang memiliki kondisi keuangan yang stabil dan sehat cenderung akan memberikan pinjaman lebih besar.

Karyawan yang memiliki riwayat pinjaman yang baik mungkin juga akan mendapatkan kesempatan menerima pinjaman lain dalam jumlah yang besar.

Besar kecilnya dana pinjaman bisa dilihat setelah perusahaan sudah mengukur resiko yang mungkin bisa berdampak dalam keuangan perusahaan.

5. Batas Waktu Pinjaman

Pada saat proses peminjaman berlangsung, terdapat satu tahap dimana karyawan dan perusahaan akan menentukan batasan lama waktu pinjaman berlangsung.

Batasan waktu ini merupakan perhitungan lama waktu peminjaman yang dimulai dari hari pertama karyawan mengambil dana pinjaman perusahaan.

Syarat aturan batas waktu pinjaman biasanya akan menyesuaikan kondisi di dalam perusahaan. Umumnya batasan waktu yang diperoleh berkisar sekitar 6 bulan – 36 bulan.

Namun bisa saja lebih dari pada itu jika perusahaan dan karyawan sepakat pada proses pengajuan pinjaman.

Lama waktu dari proses pinjaman terkadang juga menyesuaikan jenis status dari seorang karyawan.

Karyawan yang berstatus tetap kemungkinan besar akan memperoleh waktu pinjaman lebih lama jika dibandingkan dengan karyawan kontrak.

Selain itu, lama waktu peminjaman juga bisa menyesuaikan kemampuan dari karyawan sendiri.

Sebelum pinjaman diberikan, perusahaan mungkin akan mengukur berapa lama karyawan mampu membayar kembali uang pinjaman berdasarkan penghasilan dan pengeluaran karyawan tersebut.

Oleh karena itu, pastikan terlebih dahulu bahwa kamu mampu untuk membayar sesuai aturan perusahaan sebelum mengajukan pinjaman di tempat kerjamu.

6. Performa Kerja Karyawan

Syarat terakhir yang bisa menjadi aturan pinjaman karyawan agar bisa diterima perusahaan adalah performa kerja karyawan.

Performa kerja karyawan ini dapat dilihat dari berbagai aspek seperti lama waktu bekerja, hasil dalam bekerja, serta dampak yang diberikan untuk perusahaan.

Perusahaan sering kali membuat aturan syarat pengajuan pinjaman dengan melihat lama waktu bekerja dari seorang karyawan.

Karyawan yang sudah berada dalam perusahaan biasanya baru bisa mengajukan pinjaman setelah bekerja selama 6 bulan – 1 tahun di perusahaan tersebut.

Selain itu, track record dari semua kegiatan bekerja yang dilakukan karyawan juga menjadi penilaian khusus akan proses seleksi pinjaman.

Karyawan yang telah berdedikasi tinggi pada perusahaan akan lebih mudah memperoleh pinjaman dalam jumlah tertentu sebagai bentuk bantuan dari perusahaan mereka.

Oleh karena itu, pastikan dirimu bekerja dengan baik dalam jangka waktu lama agar perusahaan dapat percaya padamu.

Kepercayaan yang dibangun selama waktu kerja akan menghasilkan kemudahaan disaat proses pengajuan pinjaman karyawan.

Resiko Dalam Pinjaman Karyawan

resiko pinjaman karyawan

Setelah mengetahui syarat dalam aturan pinjaman karyawan, maka kamu juga harus tau beberapa resiko dalam proses pinjaman berlangsung.

Seperti yang telah kita ketahui, proses pinjaman karyawan merupakan jenis hutang yang dberikan perusahaan untuk membantu ekonomi karyawan.

Pada prosesnya, tentu akan terdapat beberapa resiko yang mungkin bisa terjadi karena diri sendiri atau lingkungan sekitar kita.

Maka dari itu, tingkat waspada diri harus lebih utamakan agar tidak terjadi suatu hal yang berdampak buruk di masa depan.

Jika kamu ingin mengajukan pinjaman, maka kamu harus tau beberapa resiko yang sering diperoleh saat proses pinjaman karyawan berlangsung.

Berikut beberapa resiko yang mungkin akan terjadi saat proses pinjaman karyawan!!

1. Gagal Pembayaran Tepat Waktu

Resiko pertama yang harus diperhatikan sebelum mengajukan pinjaman karyawan adalah kesanggupan dalam membayar uang pinjaman tersebut.

Pada beberapa aturan perusahaan, proses pembayaran pinjaman terkadang memiliki jumlah bunga yang harus dibayar bersamaan dengan uang pinjaman.

Besarnya bunga juga berbeda-beda dan disesuaikan dengan aturan perusahaan. Aturan bunga ini sering kali menjadi resiko bagi karyawan dalam membayar pinjaman mereka.

Jika seorang karyawan tidak bisa membayar pinjaman dengan batas waktu tertentu, maka karyawan tersebut bisa saja terkena Surat Peringatan di perusahaan mereka.

Selain mendapatkan SP, karyawan juga bisa mendapatkan potongan gaji atau ansuran lain sebagai bentuk pembayaran terhadap pinjaman yang mereka lakukan.

2. Konflik Antar Karyawan Kerja

Proses pengajuan pinjaman karyawan pasti akan diseleksi dan ditentukan sesuai dengan aturan perusahaan yang berlaku.

Banyak pertimbangan khusus yang mungkin membuat beberapa pengajuan pinjaman ditolak dari atasan perusahaan.

Penolakan ini terkadang menjadi sebuah konflik antar karyawan yang membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman.

Karyawan yang tidak mendapatkan pinjaman cenderung akan iri ketika melihat karyawan lain yang diterima pengajuan pinjamannya.

Konflik antar karyawan ini akan menghasilkan resiko baru yang mempengaruhi kualitas kerja menjadi semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

3. Kebiasaan Ketergantungan Pinjaman

Selain resiko gagal pembayaran tepat waktu, terdapat resiko lain yang mungkin akan terjadi pada karyawan setelah mendapatkan pinjaman dari perusahaannya.

Memperoleh pinjaman tentu akan membantu karyawan dalam kehidupan mereka. Banyak karyawan yang mengambil pinjaman untuk membantu ekonomi mereka.

Namun apabila karyawan sudah bergantu pada pinjaman tersebut, maka itu akan menjadi kebiasaan buruk untuk kehidupan mereka.

Kegiatan buka dan tutup pinjaman sering menjadi kebiasaan buruk bagi setiap karyawan yang sudah mulai mengajukan pinjaman.

Hal ini menyebabkan karyawan sangat bergantung pada pinjaman tersebut yang membuat ekonomi mereka semakin menurun tanpa mereka sadari.

Baca Juga : Penalti Kontrak Kerja Yang Harus Dipahami Agar Tidak Rugi!

Aturan Tahapan Pinjaman Karyawan

aturan tahapan pinjaman

Mengajukan pinjaman tentu tidak akan berlangsung cepat dalam satu hari. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilewati sehingga akhirnya perusahaan setuju untuk memberi pinjaman.

Lalu apa saja aturan tahapan pinjaman pada karyawan?

Umumnya terdapat beberapa tahap yang paling sering ditemukan ketika proses pengajuan pinjaman berlangsung.

Beberapa tahapan ini dilakukan untuk menentukan kesepakatan bersama antara karyawan dan perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:

  1. Persiapan Berkas Pinjaman : Tahap pertama ini merupakan tahapan dimana karyawan mempersiapkan berkas yang sesuai dengan aturan perusahaan. Dalam tahap ini karyawan juga harus membuat surat penawaran akan jumlah pinjaman yang mereka inginkan, serta berapa lama waktu pembayaran yang bisa mereka lakukan.
  2. Pengecekan Aturan Pinjaman Dari HRD : Pada tahap kedua ini karyawan akan memberikan berkasnya kepada HRD. Tahap ini adalah tahap dimana HRD menyeleksi pengajuan sesuai dengan aturan yang berlaku. Penentuan seperti jumlah pinjaman, lama waktu pembayaran, hingga faktor lain akan dinilai untuk menentukan apakah pinjaman bisa diberikan untuk karyawan.
  3. Pengajuan Pinjaman Pada Atasan : Setelah proses seleksi berlangsung dan sudah ditentukan jumlah pinjaman sesuai aturan perusahaan. Maka tahap selanjutnya adalah pengajuan kepada atasan perusahaan. Dalam tahap ini HRD akan memberikan pengajuan hasil seleksi kepada atasan untuk menetukan persetujuan resmi perusahaan.
  4. Pemberikan Dana Pinjaman Karyawan : Jika pihak atasan perusahaan telah setuju untuk pemberian pinjaman, maka karyawan akan memperoleh uang pinjaman minimal satu hari setelah proses persetujuan berlangsung. Pihak finance dan HRD akan memberikan pinjaman sesuai kesepakatan di proses seleksi pengajuan.
  5. Pelunasan Dana Pinjaman Karyawan : Tahap terakhir dari proses pinjaman karyawan ini adalah pelunasan uang pinjaman dari perusahaan. Pada tahap ini karyawan harus membayar semua pinjaman mereka sesuai dengan batasan waktu yang disepakati. Jika karyawan tidak dapat membayar, maka akan ada peringatan dan sanksi dari perusahaan.

Baca Juga : Pengertian Lengkap Tentang Apa Itu Payroll Di Dunia Kerja

Jenis-Jenis Pinjaman Karyawan

jenis-jenis peminjaman karyawan

Setelah mengetahui syarat, resiko, dan aturan pinjaman karyawan, maka hal penting lainnya yang harus diketahui adalah jenis-jenis dari pinjaman karyawan tersebut.

Jenis dari pinjaman karyawan ini sering kali berbeda-beda di setiap perusahaan. Biasanya jenis pinjaman ini akan menyesuaikan kemampuan dari sebuah perusahaan.

Lalu apa saja jenis-jenis pinjaman karyawan yang sering ditawarkan perusahaan?

Berikut beberapa jenis pinjaman karyawan beserta penjelasan singkatnya!!

  • Pinjaman Langsung, yaitu pinjaman yang diberikan secara langsung tanpa ada perantara pihak lain seperti bank atau koperasi. Biasanya pinjaman jenis ini akan memiliki bunga yang lebih rendah dan waktu pinjam yang lebih panjang.
  • Pinjaman Kasbon, yaitu pinjaman ketika waktu mendesak karena terjadi satu hal penting. Biasanya pinjaman ini memiliki tempo waktu yang pendek karena bersifat mendesak dan tidak memiliki bunga.
  • Pinjaman Kredit, yaitu pinjaman yang digunakan untuk membantu karyawan mendapatkan kredit barang kebutuhan pribadi seperti kendaraan, rumah, dan lain sebagainya dengan cara memberikan surat keterangan kerja.
  • Pinjaman Syariah, yaitu pinjaman dana yang disesuaikan dengan syariat Islam. Pinjaman jenis ini tidak memiliki bunga, namun prosesnya akan bersifat bagi hasil antara karyawan dan perusahaan.
  • Pinjaman Koperasi, yaitu pinjaman yang diperoleh pada koperasi perusahaan dengan aturan yang disesuaikan kebutuhan perusahaan. Peminjaman dana pada koperasi ini biasanya akan memperoleh bunga lebih rendah dari pada di bank.

Kesimpulan

Itulah aturan pinjaman karyawan yang harus dipahami sebelum mengajukan pinjaman ke perusahaan.

Perlu diingat bahwa segala bentuk pinjaman merupakan hutang yang harus dibayar suatu saat nanti sesuai aturan waktunya.

Apabila tidak ada kepentingan khusus, maka sebaiknya tidak melakukan pinjaman dalam jumlah apapun itu.

Namun, proses pinjaman pada saat ini juga semakin mudah dilakukan apabila perusahaan sudah mulai mengelola keuangan melalui online.

Penggunaan aplikasi HRIS seperti OnTime Payroll terkadang menjadi solusi utama dalam proses pengajuan pinjaman bagi karyawan.

Maka dari itu, ayo coba OnTime Payroll sekarang juga untuk kemudahan dalam mengatur keuangan perusahaan!!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top